Thursday, December 25, 2014

Harta Dalam Bejana Tanah Liat


William adalah seorang penasehat kerajaan yang sangat disegani karena kebijaksanaannya. Raja pun sangat memperhatikan perkataan dan nasehatnya. Akan tetapi, hal itu rupanya membuat putri raja merasa iri, apalagi William memiliki wajah yang jelek dengan tubuh yang bongkok. 


Putri raja : "Jika engkau bijaksana, beritahu aku mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaanNya dalam diri orang yang buruk rupa dan bongkok?"
William : "Apakah ayahmu mempunyai anggur?"
Putri raja : "Semua orang tahu bahwa ayahku mempunyai anggur terbaik. Pertanyaan bodoh macam apa itu?"
William : "Dimana ia meletakkannya?"
Putri raja : "Yang pasti di dalam bejana tanah liat."
William : "Seorang raja yang kaya akan emas dan perak seperti ayahmu menggunakan bejana tanah liat untuk menyimpan anggur terbaik?"

Mendengar perkataan William tersebut, putri raja pun merasa malu dan berlalu meninggalkannya. Kemudian ia segera memerintahkan agar para pelayan memindahkan semua anggur yang ada di istana dari dalam bejana tanah liat ke dalam bejana dari emas dan perak.

Suatu hari sang raja mengadakan jamuan bagi para tamu kerajaan. Alangkah kagetnya ia karena anggur yang diminumnya sangat asam rasanya. Dengan geram ia memanggil semua pelayan istana dan menanyakan masalh ini kepada mereka. Para pelayan itu pun menceritakan bahwa semua anggur itu telah disimpan dalam bejana emas dan perak atas instruksi putri raja sendiri. Maka sang raja menegur perilaku putrinya itu dengan keras.

Putri raja berkata kepada William : "Mengapa engkau menipu aku? Aku telah memindahkan semua anggur ke bejana emas dan hasilnya semua anggur itu jadi asam rasanya."
William : "Sekarang engkau tahu mengapa Tuhan lebih suka menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana. Kebijaksanaan itu sama seperti  anggur, ia hanya cocok disimpan dalam bejana tanah liat."

Elohim seringkali mempercayakan tugas pelayanan yang besar pada orang-orang biasa yang lemah dan sederhana. TujuanNya jelas, agar semua orang mengetahui bahwa segala kemampuan dan kehebatan itu berasa dari YAHWEH, bukan dari diri si pelayan. Dengan demikian segala kemuliaan hanya diberikan kepada YAHWEH saja.

Jadi, saat ini anda merasa lemah dan tak berdaya, jangan kuatir, Elohim dapat memakai anda menjadi alat yang luar biasa di tanganNya. Karena itu, senantiasa lakukan yang terbaik bagiNya. Bila saat ini anda telah dipakai menjadi alat Tuhan yang luar biasa, jangan lupa, hanya karena anugrah YAHWEH sajalah anda dapat melakukan semua itu. Karena itu, senantiasa rendahkan diri anda di hadapan YAHWEH dan kembalikan segala kemuliaan kepadaNya.

Manusia memiliki proses kehidupan yang mirip dengan bejana yang sedang dibentuk. Tanah liat tidak secara otomatis berubah menjadi bejana yang indah, tetapi tanah liat harus melalui beberapa proses sehingga dapat menjadi sebuah bejana yang berkualitas. Jika satu langkah saja dilewatkan, maka tukang periuk tidak akan memperoleh sebuha bejana yang baik. Mungkin saja dia hanya akan memperoleh bejana yang bentuknya kurang bagus, permukannya retak-retak, penampilannya tidak berkilau, tidak dapat bertahan lama, atau kekurangan lainnya yang dapat ditemukan.

Ketika tanah liat tidak mengikuti bentukan dari tangan tukang periuk dan menjadi rusak, maka prosesnya akan diulang kembali. Tanah liat akan disatukan kembali, dipukul-pukul atau bahkan dibanting ke meja, agar mudah dibentuk kembali. Setiap kita mengeraskan hati, bersungut-sungut kepada Tuhan dan tidak bersyukur atas apa yang kita alami, maka hidup kita bagaikan tanah liat yang keras yang susah dibentuk. Tuhan akan mengijinkan perkara-perkara yang akan membuat kita menjadi mudah dibentuk sesuai dengan rencanaNya.

Relakan hati kita untuk menjalani proses yang sedang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita. Bersyukur atas proses pembentukan yang sedang Tuhan kerjakan melalui berbagai macam perkara. Akan ada saatnya dimana kita akan melihat hasil bentukan tangan Tuhan bagi hidup kita dan kita akan bersyukur atas apa yang telah kita alami bersama Tuhan.

Sumber : Majalah M-Times Indonesia edisi Nov-Des 2014.

0 comments:

Post a Comment