Saturday, September 29, 2012

Efek Negatif Berita yang Negatif

Akhirnya terbukti efek dari pemberitaan negatif yang sering muncul di media massa. Acara berita yang seharusnya bisa memberi manfaat yang baik tetapi justru menyumbang rusaknya karakter anak bangsa.
Contoh :
Demonstrasi yang anarkis ditayangkan sebagai berita utama, bahkan tidak jarang ditayangkan secara berulang-ulang. Akibatnya, siswa SMP di sampang melakukan tindakan anarkis juga hanya karena guru favorit mereka diberhentikan. itu baru salah satu akibat dari materi berita yang kurang bermutu.
Contoh lain :
Maraknya tawuran pelajar di Jakarta. Mereka melakukan hal itu karena mereka meniru. Mereka menilai hal itu biasa karena hal yang sama juga terjadi di tempat lain. Pelajar menikam pelajar, kenapa? Karena melihat di berita orang dewasa menikam orang dewasa.
Sudah saatnya berhenti menyiarkan berita yang negatif. Jika ini terus terjadi...bangsa Indonesia pasti  menuju kehancuran.

Latihan Soal Besaran


1.      Hitunglah dengan menggunakan aturan angka penting dan nyatakan jawaban anda ke dalam notasi ilmiah!
a.       112,6 m + 8,005 m – 32,046 m = ...
b.      14,5 kg x (3,5 m : 5,0 s) = ...
2.      Dalam suatu percobaan hasil pengukuran panjang dan lebar suatu persegi panjang masing-masing 2,0 cm dan 0,8 cm.  Hitung luas persegi panjang menurut aturan angka penting dalam satuan SI! 
3.      Gaya tarik-menarik antara dua benda dengan massa m1 dan m2, dan terpisah sejauh r dapat dinyatakan : F = G (m1 m2)/r.r dengan G adalah suatu konstanta. Tentukan dimensi dan satuan dari G! 
4.      Gaya sentripetal yang dialami benda yang bergerak dalam lintasan melingkar memiliki kesebandingan dengan massa (m), kelajuan benda (v), dan jari-jari lintasan (r). Tentukan persamaan gaya sentripetal (F) dengan analisis dimensi!


Bagaimana Jika Kutub Medan Magnet Bumi Terbalik?

Bagaimana jika kutub magnetik (medan magnet) bumi bertukar posisi yang utara menjadi selatan dan sebaliknya? Tidak ada seorang pun yang merasakan, melihat atau menyadari bahwa kutub magnetik Bumi terus berpindah dengan cepat. Tidak juga jarum kompas, yang tetap menunjuk ke arah utara. Namun penelitian para ahli geofisika menunjukan, dinamika di inti Bumi menyebabkan pindahnya kutub magnetik Bumi lebih ke utara. Di antara inti Bumi yang cair dan panas, serta kerak Bumi yang dingin, terjadi gerakan konveksi panas terus menerus. Rotasi Bumi menyebabkan pergerakan panas itu membentuk semacam pusaran. Perubahan pada rotasi Bumi, menyebabkan pindahnya kutub magnetik tsb.

Volker Haak peneliti dari pusat penelitian kebumian di Potsdam Jerman-GFZ, melaporkan, kutub magnetik Bumi bergerak dari Kanada ke arah Rusia. Kecepatan pergerakannya dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat, dari rata-rata 10 kilometer per tahun, menjadi 50 kilometer per tahunnya. Jika kecepatan itu tetap konstan, dalam waktu 50 tahun, kutub magnetik Bumi akan pindah sampai ke Siberia. Pengamatan menunjukan sejak tahun 1.600 kutub magnetik Bumi telah berpindah beberapa kali.
Perpindahan kutub magnetik Bumi, bukanlah fenomena luar biasa. Penelitian para ahli geofisika terhadap arah megnetisme pada batuan menunjukan, rata-rata setiap 250.000 – 500.000 tahun sekali medan magnet Bumi berubah arah. Perubahan kutub magnetik terakhir, terjadi sekitar 750.000 tahun lalu. Perubahan kutub magnetik Bumi, tidak berdampak apapun bagi Bumi itu sendiri. Akan tetapi di zaman teknik canggih seperti saat ini, dampaknya amat besar pada umat manusia. Jika dalam pergerakannya, medan magnet yang melindungi Bumi menghilang, walaupun dalam waktu singkat, dampaknya akan sangat terasa.
Ketika medan magnet menghilang, Bumi kehilangan pelindung dari serangan angin matahari. Pancaran partikel ter-ionisasi akan menembus jauh ke bawah atmosfir Bumi. Saklar-saklar berukuran mikro atau nano dalam chips komputer akan terpengaruh. Instrumen pada pesawat terbang atau satelit menjadi kacau. Juga jaringan pemasok enegi dan informasi akan terganggu berat. Kedengarannya seperti cerita fiksi ilmiah, akan tetapi semuanya nyata. Manusia sudah memasuki zaman teknologi, dimana gangguan dari luar angkasa akan sangat berpengaruh.
Selain itu, meningkatnya kadar pancaran kosmis dapat mengancam keberadaan lapisan ozon di atmosfir. Akibatnya dapat terbentuk lapisan awan tebal. Iklim global akan mengalami perubahan dan kutub utara semakin mendingin. Tidak tertutup kemungkinan, juga kasus kanker kulit meningkat. Sebuah skenario bencana yang mengerikan. Akan tetapi perubahan iklim dan meningkatnya pancaran kosmis, tidak berlaku dalam waktu singkat dalam ukuran manusia. Fenomena pertukaran kutub magnetik Bumi, biasanya berlangsung dalam waktu 1000 tahun atau lebih, demikian laporan pusat penelitian kebumian di Potsdam. Namun berdasarkan ukuran waktu Bumi rentang waktu 1000 tahun memang relatif singkat.
Walaupun demikian, di beberapa kawasan di Bumi, perubahan kutub magnetik Bumi sudah terasa dampaknya. Misalnya pada ketinggian di atas 10.000 meter di atas kawasan Atlantik selatan, dosis pancaran sinar kosmisnya ribuan kali lebih tinggi dibanding kawasan udara di Asia. Penghuni stasiun ruang angkasa internasional ISS, terpapar pancaran partikel terionisasi sekitar 90 persen dari dosis aman, pada saat satelitnya melewati kawasan Atlantik selatan. Padahal dalam satu hari, ISS hanya melintasi kawasan tsb hanya selama 10 menit.
Dengan bantuan satelit Jerman, “Champ” sejak bulan Juli tahun 2000, para peneliti di GFZ mendapatkan data akurat mengenai perkembangan global medan magnet. Berdasarkan data terakhir, terbukti intensitas medan magnet Bumi sejak tahun 1979 sudah berkurang 1,7 persen. Bahkan di kawasan Atlantik selatan, pengurangan intensitasnya sudah mencapai 10 persen. Perubahan medan magnetik di permukaan Bumi tsb, adalah akibat perubahan dinamika fluida pada inti Bumi. Bahkan diamati, gerakan dinamika inti Bumi tidak hanya berhenti sejenak, bahkan mulai bergerak ke arah berlawanan. Para ahli menduga, akan terjadi pertukaran kutub magnetik Bumi dari Utara ke Selatan.
Para ahli kebumian bahkan sudah melapokan adanya kawasan anomali. Di kawasan tsb, jarum kompas tidak lagi menunjuk arah utara, akan tetapi sebaliknya. Pengamatan selama 20 tahun dari tahun 1980 sampai tahun 2000 menunjukan, semakin meluasnya kawasan yang jarum kompasnya menunjukan arah terbalik tsb. Menurut para peneliti, di kawasan inti Bumi kemungkinan terjadi gerakan yang berlawanan dengan dinamika unsur besi cair. Apa yang disebut antisiklus inilah yang menjadi penyebab jarum kompas menunjuk arah selatan, bukan lagi utara seperti lazimnya.
Lembaga antariksa AS-NASA dan lembaga luar angkasa Eropa-ESA, dewasa ini bekerjasama lebih erat, untuk meneliti perubahan medan magnetik Bumi tsb. Kedua lembaga antariksa terkemuka di dunia itu, meluncurkan berbagai program penelitian cuaca di luar angkasa. Sasarannya untuk dapat meramalkan, kapan terjadinya badai matahari. Ramalan diharapkan dapat ditarik tiga hari sebelum terjadinya bagai. Sebab badai kosmis dari matahari, memerlukan waktu tiga hari untuk mencapai Bumi. Dengan begitu, dapat diambil langkah yang diperlukan, untuk mencegah dampak dari badai kosmis tsb.

Wednesday, September 5, 2012

Dalam Ingatan "Gempa Jogja 2006"

Waspadai banyaknya gunung berapi yang berstatus waspada. Ada sesuatu yang sedang terjadi di bawah kita, seperti gempa yang terjadi di Jogja tahun 2006. Saat itu gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas, semua orang terfokus pada status gunung Merapi. Tetapi siapa menyangka...bencana terjadi dari arah selatan. Gempa tektonik terjadi di Samudra Hindia.
Jika dikaitkan...gempa tektonik terjadi karena ada tumbukan 2 lempeng. Tumbukan itu pasti mempengaruhi aktivitas di dapur magma yang dapat kita lihat dari peningkatan status gunung Merapi. Dari ingatan akan kejadian itu...saya berharap kita semua mawas diri dan waspada jika suatu saat terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Kita berdoa saja...ini hanya gejala biasa.

Banyak Gunung Berapi dalam Status WASPADA!!!


BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Selain Gunung Anak Krakatau dan Tangkubanparahu, sejumlah gunung berapi lain di Indonesia juga tengah meningkat aktivitasnya.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tercatat ada lima gunung berapi yang tengah berstatus Siaga, yaitu Gunung Soputan (Minahasa Selatan, Sulawesi Utara), Gunung Lokon (Tomohon, Sulawesi Utara), Gunung Karangetang (Sulawesi Utara), Gunung Gamnokora (Halmahera Utara, Maluku Utara), dan Gunung Ijen (Jawa Timur).
Selain itu, 15 gunung berapi lainnya kini berstatus Waspada, di antaranya Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung dan Tangkubanparahu di Jawa Barat.
Terkait hal ini, berdasarkan rilis pers yang diterima Kompas, BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada, tetapi tetap tenang. Pihak-pihak terkait, termasuk pengelola media sosial dan masyaraka diminta agar menggunakan informasi dari sumber resmi, yaitu BNPB dan PVMBG.
Adapun daftar lengkap gunung berapi yang berada dalam status Waspada saat ini adalah sebagai berikut :
STATUS WASPADA (Level II):
1. Gunung Seulawah (Aceh)
2. Gunung Sinabung (Karo, Sumatera Utara)
3. Gunung Talang (Solok, Sumatera Barat)
4. Gunung Kaba (Bengkulu)
5. Gunung Kerinci (Jambi)
6. Gunung Anak Krakatau (Lampung)
7. Gunung Papandayan (Garut, Jawa Barat)
8. Gunung Bromo (Jawa Timur)
9. Gunung Semeru (Lumajang, Jawa Timur)
10. Gunung Batur (Bali)
11. Gunung Rinjani (Lombok, Nusa Tenggara Barat)
12. Gunung Sangeang Api (Bima, Nusa Tenggara Barat)
13. Gunung Rokatenda (Flores, Nusa Tenggara Timur)
14. Gunung Egon (Sikka, Nusa Tenggara Timur)
15. Gunung Tangkubanparahu (Jawa Barat)
(Sumber : PVMBG) 

Monday, August 27, 2012

Kurangnya Toleransi

Dulu Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah. Tetapi itu dulu, jaman orba. Setelah jaman reformasi, kita jadi bangsa yang nggak jelas. Setuju dengan pernyataan JB yang m'anggap negeri kita sebagai negeri antah berantah yang nggak jelas. Kita nggak perlu marah...justru memang itu kenyataannya.
Hari ini saya kembali membaca sebuah berita di surat kabar bahwa ada bentrok antar warga yang dilatarbelakangi masalah agama. Prihatin. Sesama manusia sudah tidak punya rasa kasihan atau toleransi. Bersambung.....

Sunday, August 26, 2012

Berita Negatif di Salah Satu TV Swasta

Kemarin saya mendengar sebuah berita di salah satu tv swasta. Berita cukup mengerikan yaitu main hakim warga terhadap pelaku pencurian. Saya bisa mengerti kemarahan warga. Tetapi kalau sampai membuat hilang nyawa seseorang, sangat disayangkan. Saya yakin pada saat kejadian main hakim itu, banyak anak di bawah umur yang mengetahui atau bahkan mungkin menyaksikan. Tentu saja hal itu akan memberikan "pelajaran" khusus bagi mereka. Mereka akan berpikir bahwa hal seperti itu (main hakim sendiri), dibolehkan dan lumrah.
Dan yang terpenting lagi, sebaiknya media massa tidak perlu mempublikasikan kejadian buruk seperti itu karena tidak menutup kemungkinan akan memberi contoh bagi warga lain untuk melakukan hal yang sama. Saya sebagai penikmat berita, sudah bosan dengan berita negatif semacam itu. Berikanlah berita yang positif dan membangun. Agar masyarakat yang menyaksikannya, bisa termotivasi untuk berbuat lebih baik.