Saturday, September 27, 2014

Menghormati Sebuah Anugerah


 

1 Petrus 1 : 13
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.

Bayangkan anda sedang diundang makan di rumah sahabat anda, setelah selesai makan dan mendengarkan musik serta berbincang sebentar akhirnya anda berdiri dan bersiap pulang. Tetapi sebelum pulang, anda mengeluarkan dompet dan bertanya :
"Jadi, berapa saya harus bayar ke kamu untuk makan malam ini?"

Pasti sahabat anda akan sangat marah dan merasa terhina dengan sikap anda tersebut. Anda tidak akan melakukan hal ini saat diundang makan oleh seorang sahabat bukan.

Bukankah ini aneh, tetapi kenyataannya banyak orang merasa harus membayar sesuatu kepada Tuhan atas anugerah keselamatan yang mereka terima. Lucunya mereka berharap Tuhan tersenyum bahkan merasa berterima kasih ketika mereka mencoba membayar kebaikan Tuhan dan keselamatan yang Ia berikan.

Rasul Paulus berkata bahwa semua orang telah berdosa dan "Oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus" Roma 3 : 23 - 24. Jadi kita dibenarkan oleh penebusan Kristus secara gratis atau cuma-cuma, bukan karena perbuatan baik kita atau ibadah kita.

Semua yang kita lakukan bukanlah supaya kita selamat, karena setiap usaha kita untuk selamat, sia-sia belaka. Kita hanya akan diselamatkan dari maut saat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Dan tujuan dari perbuatan baik dan ibadah kita adalah untuk mempermuliakan Tuhan.

Karena keselamatan itu anugerah Tuhan, mari hormati dan hargai pemberian tersebut sebagaimana mestinya.

Sumber : Majalah M-Times Indonesia edisi Mar-Apr 2013 (crosswalk.com by Puji Astuti)

Yesus adalah Udara yang KIta Hirup



Amsal 3 : 6
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanMu.

Pernah diberitakan seorang anak kecil dengan tenangnya merokok dan menangis jika tidak diberi rokok. Ada pula anak kecil yang selalu menghirup sesuatu yang membuatnya merasa tenang. Tidak hanya anak kecil, orang dewasa banyak yang melakukannya.

Para pengemis mungkin tidak punya rumah tapi mereka harus punya televisi demi "kebutuhan" hiburan, seorang ayah mungkin saja tidak bisa bayar SPP bulanan anaknya, namun selalu ada uang untuk berjudi. Para wanita ada yang mungkin terlalu memaksakan diri untuk membeli barang-barang bermerk.

Kebiasaan yang buruk merusak kebiasaan yang baik, namun masalahnya seringkali kita tidak sadar bahwa kebiasaan-kebiasaan buruk itu merusak kita dan kehidupan kita. Bukan hanya kehidupan kita, namun kehidupan orang-orang yang ada di sekeliling kita.

Yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa kita ini bukan manusia sempurna, tapi mau berubah. Coba lihat kebiasaan buruk apa saja yang seperti menjadi "candu" di dalam diri kita masing-masing, kebiasaan yang tentunya merusak baik kita sadari ataupun tidak, kebiasaan yang memberikan efek samping bagi kehidupannya.

Setelah itu, akuilah Yesus dalam segala tingkah laku kita, seakan-akan Yesus adalah udara yang harus kita hirup setiap detik maka hidup kita akan diluruskanNya.

Sumber : Majalah M-Times Indonesia edisi Mar-Apr 2013 (jawaban.com by lois horiyanti)